PERANG LIBANON, PINTU BAGI ARMAGEDDON
Rasulullah saw . Bersabda,
"Kalian akan mengadakan Perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan beperang bersama mereka melawan suatu Musuh Dari Belakang Mereka. Maka, kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kalian akan sampai ke Sebuah Padang Rumput Yang Luas Dan Berbukit-Bukit (Menurut Muhammad Isa Dawud dalam bukunya al-Mahdi al-Muntazhar 'ala al-Abwa: Qahir al-Masikh ad-Dajjal, yang dimaksud dengan "sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit (Marj Dzi Talul) adalah Libanon.) 'At Tall dzu Murj'. Berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum. Lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata, 'Salib telah menang!' Maka, datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh laki-laki Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah perang, di mana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara." (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Maajah)
Dari Hadits di atas terdapat subjek, objek kunci, dan tempat kunci serta kata-kata kunci yang perlu dianalisis. Yaitu, Perdamaian dengan Rum, siapakah yang dimaksud dengan Rum? Begitu juga siapa yang dimaksud "musuh dari belakang mereka"? Di mana terjadinya peperangan tersebut? Serta, apa penyebab timbulnya perang tersebut? Berikut di bawah ini kita coba menganalisis satu per satu.
PERDAMAIAN DENGAN RUM
Marilah kita mengkaji cuplikan hadits di atas, yaitu "Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka."
Dalam hadits di atas terdapat tiga pelaku, yaitu kaum muslimin, Rum/Romawi yaitu pemeluk agama Nasrani, dan "musuh dari belakang mereka". Hipotesis sementara tentang "musuh" tersebut adalah Yahudi atau Israel. Jadi untuk sementara hadits di atas dapat dibaca, "Kaum muslimin akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum (Nasrani) dalam keadaan aman. Lalu Kaum Muslimin akan berperang bersama Rum melawan Yahudi/Israel." Agar lebih jelas tentang siapa semua itu, maka perlu untuk dianalisis satu persatu.
Yang dimaksud kaum muslimin adalah orang-orang Islam pada zaman Nabi Muhammad saw. Sampai zaman sekarang dan yang akan datang, yang mana mereka oleh Rasulullah telah dijanjikan untuk menguasai Rum.
Kaum Muslimin akan berdamai/bekerja sama dengan Romawi (Romawi identik dengan penganut Nasrani/Kristen) dan saling membahu dalam memerangi Yahudi Israel. Fakta menunjukkan bahwa saat ini antara orang Islam dan Kristen di Palestina bekerja sama dalam memerangi Israel, dengan gerakan intifadahnya. Begitu juga di Suriah, Yordan, dan Libanon saat ini masih banyak keturunan Rum (bani Ashfar yang masih tetap beragama Nasrani yang hidup di negara-negara Arab Yordan, Suriah, Libanon, dan Palestina).
Pada zaman Nabi Muhammad saw., keempat negara yaitu Palestina, Suriah, Yordan, dan Libanon merupakan wilayah kekuasaan Romawi yang beragama Kristen. Maka, ketika Rasulullah menyebut "Rum", hal itu berarti dinisbatkan pada agama/penganut Kristen. Karena itu, adalah suatu kemungkinan yang sangat besar bila nanti kaum muslimin di empat negara tersebut saling bekerja sama/damai dengan orang-orang Kristen, karena mempunyai common enemy yang sama, yaitu Israel.
Fakta menunjukkan bahwa ketika Israel dengan kelompok ekstrem Yahudi yang bernama Umana Haikal akan membangun sinagog yang lokasinya di dalam halaman Masjidil Aqsa di Yerusalem, menyebabkan kaum muslimin di Palestina berdemonstrasi. Aksi demonstrasi pada tanggal 29 Juli 2001 ini juga didukung oleh kaum Nasrani Palestina. Organisasi Kristen/Nasrani ortodoks di Yerusalem lewat juru bicaranya, Dr. Athallah Hana, menyatakan, "Apa pun yang menyakitkan perasaan, iman, dan kepercayaan umat Islam; apa pun yang mengganggu tempat suci dan warisan mereka, itu berarti menyakitkan kami kaum Kristen Arab Palestina. Sebaliknya, apa saja yang menyakitkan bagi kaum Kristiani sama dengan menyakitkan kaum muslimin. Kami menegaskan bahwa apa pun yang dilakukan oleh Israel dalam melanggar hak Palestina akan gagal karena kami akan tetap mempertahankan hak dan tempat suci kami!"
Hubungan damai antara kaum muslimin dan kaum Romawi tersebut (Nasrani/Kristen) sangat mungkin terjadi. Kitab suci Al-Qur'an menyebutkan dalam surah al-Maa'idah ayat 82, "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan, sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.'"
Maka, adalah sangat mungkin dalam masa mendatang antara kaum muslimin dan kaum Nasrani (Rum/Romawi) akan bekerja sama dalam memerangi "musuh dari belakang mereka" yaitu dalam hal ini adalah Yahudi/Israel.
Saat ini kitab suci Al-Qur'an sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan disebar ke berbagai negara. Bahkan, di beberapa hotel di Amerika dan Eropa, pada setiap kamarnya tersedia Kitab Suci Al Qur'an. Hal ini memungkinkan kaum Nasrani untuk mudah membacanya. Dalam bulan Desember tahun 2001, Holy Qur'an laris terjual di Jerman. Hal ini disebabkan "keingintahuan" orang Jerman terhadap Islam pasca tragedi WTC, 11 September 2001. Orang Jerman ingin tahu apa itu Islam? Apakah benar Islam itu teroris? Untuk mengetahui hal tersebut, mereka ramai-ramai membeli Al-Qur'an terjemahan dalam bahasa Jerman. Begitu juga di negara-negara Eropa lainnya. Dan, banyak dari mereka yang akhirnya bersimpati terhadap Al-Qur'an.
Orang yang berakal, yang tidak diliputi kesombongan, siapa pun orangnya (di Eropa maupun Amerika) bila membaca Al-Qur'an dengan jujur dan hati jernih pasti akan beriman kepada kebenaran Al-Qur'an. Karena di dalamnya banyak berita-berita jujur yang sangat menghormati Maryam, gadis suci perawan yang melahirkan Isa Almasih (Yesus). Al-Qur'an juga menghormati Isa serta membersihkan namanya dari kesyirikan. Isa Almasih sendiri merupakan figur yang mereka tunggu-tunggu pada kedatangan yang kedua kali. Setelah merenungkan isi Al-Qur'an, maka tentu sebagian mereka akan terbagi dalam beberapa golongan. Pertama, tetap pada agama mereka (kafir). Kedua, golongan yang bersimpati kepada Islam. Ketiga, golongan yang membenarkan Islam bahkan masuk Islam serta ikut berjuang membela Islam yang selama ini dituduh sebagai teroris.
Tentang simpati kaum Nasrani (Romawi) ini, Al-Qur'an menyebutkan surah al-Maa'idah ayat 82-86, "...Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.' Yang demikian itu disebabkan di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur'an dan kenabian Muhammad saw.)... Dan orang-orang yang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka."
Maka, benarlah Rasulullah yang bersabda, "Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka." Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah siapa yang dimaksud dengan "musuh dari belakang mereka"?
ROMAWI DAN "MUSUH DI BELAKANG MEREKA"
Yang dimaksud di sini adalah musuh di belakang Rum/Romawi. Untuk mengetahui hal tersebut perlu kita lihat sejarah Romawi serta musuh-musuhnya di setiap zaman. Untuk mengetahui hakikat Romawi atau Rum, maka perlu dikaji sejarah Romawi. Oleh karena itu, di bawah ini dipaparkan tentang Romawi yang ada pada zaman Nabi Isa sampai Romawi modern sekarang ini. Juga dipaparkan bagaimana peran Yahudi di dalamnya.
1. Romawi pada Zaman Isa Almasih
Romawi masih berpegang pada politeisme (percaya pada banyak Tuhan/banyak dewa), siapa saja orang yang berjasa pada negara akan dianggap Tuhan dan patungnya diabadikan serta disembah (Injil Barnabas menceritakan bahwa siapa saja yang berjasa pada negara Romawi atau kepada orang banyak, maka menurut adat Romawi akan dianggap sebagai tuhan, sehingga Romawi mempunyai banyak tuhan. Hal ini kemudian ditiru oleh orang-orang Nasrani awam dalam menyebut Isa a.s.. Padahal Isa a.s. sendiri tidak mengajari yang demikian itu.). Tanah di seluruh Israel, termasuk Yerusalem, dikuasai oleh Romawi. Orang Yahudi hanya memiliki otoritas pada agamanya sendiri. Mereka tidak ikut campur dalam urusan kenegaraan Romawi. Orang Yahudi menjadi warga kelas dua dalam tata kenegaraan Romawi. Walaupun begitu, Romawi tetap memberikan kebebasan beragama kepada Yahudi. Yahudi sendiri selalu mencari cara untuk mengalahkan Romawi, tetapi tidak pernah bisa.
Ketika Isa Almasih diangkat jadi nabi dan memulai dakwahnya, maka orang Yahudi mulai membuat intrik-intrik untuk menjebak Isa Almasih Almasih. Yahudi mengadu domba Isa dengan kerajaan Romawi. Yahudi dengan segala kedengkiannya, mencari segala cara untuk mengonfrontasikan Isa Almasih dengan penguasa Romawi di Yerusalem. Di antaranya adalah fitnah orang Yahudi yang mengatakan bahwa Isa a.s. melarang memberikan pajak pada penguasa/Kaisar Romawi. Orang Yahudi bertanya kepada Isa a.s. dengan maksud menjebak, "...Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Tetapi Yesus (Isa) mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka, "Tunjukkanlah kepadaku suatu Dinar, gambar dan tulisan siapakah yang ada di situ?" Jawab mereka (Yahudi), "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Dan, mereka (orang Yahudi) tidak dapat menjerat dia dalam perkataannya di depan orang banyak." Lihat Injil Lukas (20: 20-26).
Pada akhirnya, orang Yahudi mencoba menyuap pembesar-pembesar Romawi agar sudi menangkap Isa/Yesus. Dari sini dapat diketahui bahwa sudah sejak zaman Romawi kuno, Yahudi selalu mengunting dalam lipatan terhadap Romawi. Di satu sisi Yahudi ingin merebut Kerajaan Romawi tetapi tidak ada kemampuan untuk merebutnya. Namun, di sisi yang lain Yahudi mempropaganda Romawi agar menangkap musuh Yahudi, yaitu Isa Almasih. Jadi agaknya, inilah yang dianggap "musuh di belakang mereka/Romawi" yaitu Yahudi.
2. Romawi pada Zaman Rasulullah, Nabi Muhammad saw.
Pada saat diutusnya Nabi Muhammad saw., Romawi sudah beragama Kristen, kekuasaannya membentang dari Eropa Timur sampai Yerusalem dan sebagian Irak. Kekuasaan Romawi dibagi dua, yaitu Romawi Barat di Roma dan Romawi Timur di Konstantinopel (Istambul). Di kalangan orang Islam saat itu, Romawi disebut dengan Rum atau bani Ashfar. Tentang bani Ashfar pernah disebut-sebut oleh Rasulullah, yaitu sebagai orang-orang Rum di Syam.
Rasulullah pernah berkata kepada Jadd bin Qais, salah seorang bani Salima, "Hai Jadd, engkau bersedia tahun ini menghadapi bani Ashfar?" Jadd menjawab, "Ya Rasulullah, izinkanlah saya untuk tidak dibawa ke dalam ujian serupa ini. Masyarakat saya sudah cukup mengerti bahwa tak ada orang yang lebih berahi terhadap wanita seperti saya ini. Saya khawatir kalau saya melihat wanita-wanita bani Ashfar, saya takkan dapat menahan diri." (Haekal, Sejarah Hidup Muhammad (Hayat Muhammad, Cairo), 1987, halaman 507; Haekal mengatakan bahwa bani Ashfar adalah Romawi.)
Oleh Rasulullah ia ditinggalkan. Dalam hubungan ini ayat 49 surah at-Taubah turun, "Di antara mereka ada orang yang berkata, 'Izinkanlah saya (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjerumuskan saya ke dalam fitnah.' Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir."
Dialog Rasulullah di atas adalah berkaitan dengan rencana Rasulullah untuk mengirim pasukan menghadapi Romawi di Syam. Dari sini dapat diketahui bahwa yang dimaksud bani Ashfar adalah orang-orang Romawi.
Pada masa Romawi Kristen, orang Yahudi selalu menunggu-nunggu kedatangan nabi terakhir, yang akan membela mereka (Yahudi) terhadap kekuasaan Romawi dan terhadap orang-orang Arab. Tetapi takdir berkata lain, nabi yang ditunggu-tunggu ternyata lahir dari kalangan orang Arab keturunan Ismail bin Ibrahim a.s., bukan keturunan Yahudi seperti yang mereka harapkan. Yahudi mulai membuat intrik-intrik/makar untuk membunuh Nabi Muhammad saw., bahkan sampai menghasut Romawi agar menyerang Arab. Di satu sisi mereka ingin menguasai Romawi yang Nasrani dan pada sisi yang lain mereka memanfaatkan Romawi untuk menyerang kaum muslimin. Maka, semakin jelaslah bahwa 'Yahudi adalah musuh di belakang Romawi'.
3. Romawi Modern Sekarang ini
Sekarang ini yang cukup dapat mewakili Romawi (bani Ashfar) modern adalah Amerika Serikat (USA) dan Eropa, dan yang cukup urgen adalah Amerika Serikat (USA). Dalam hal ini terdapat suatu riwayat dari Sa'id bin Jabir bahwa seorang laki-laki dari keluarga Mu'awiyah bertanya kepadanya, "Tidakkah engkau pernah membaca salah sebuah kitab dari sekian banyak kitab milik Ka'ab, saudaramu itu?" Lalu Sa'id bin Jabir menuturkan, "Kemudian dia memberikan sebuah shahifah kepadaku, yang di dalamnya terdapat kalimat, 'Katakanlah kepada ... Kota Rum, dan ia diberi sebutan dengan nama yang banyak'...." (Seperti yang disebutkan oleh Muhammad Isa Dawud dalam bukunya al-Mahdi al-Muntazhar 'ala al-Abwab: Qahir al-Masikh ad-Dajjal.) Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Rum atau Romawi akan diberi sebutan dengan nama yang banyak, yaitu yang saat ini disebut Amerika, negara-negara Eropa (Inggris, Perancis, Italia, dll).
Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa penjelmaan Romawi di zaman modern ini adalah Amerika dan negara-negara Eropa.
Sedangkan 'musuh di belakang mereka' (musuh di belakang Romawi/Amerika) adalah Yahudi. Terdapat beberapa tesis yang mendukung hal tersebut.
Tesis yang pertama, istilah 'Green Back!' – One Dollar. Orang-orang Yahudi sering mengatakan 'Green Back!' bila terjadi kebuntuan dalam memecahkan masalah/bermusyawarah antarmereka. Mereka selalu mengingatkan kawannya sesama Yahudi dengan 'Green Back!' untuk mencapai tujuan akhir. Apa maksud Green back 'Hijau Belakang!' (Baca tulisan saya yang berjudul Misteri One Dollar).
Maksud dari semua itu dapat kita mengerti bila kita melihat pada uang Amerika yaitu uang One Dollar. Uang satu/One Dollar Amerika tidak pernah berubah gambarnya mulai dari dicetak pertama kali sampai saat ini, sedangkan uang 5 dollar sampai 100 dollar selalu berubah gambar/desainnya mengikuti perkembangan zaman.
Apa sebab One Dollar tidak pernah diubah desainnya? Ternyata di dalamnya terdapat kode-kode Yahudi yang memberikan tentang Raja Yahudi, yaitu Dajjal atau Dojjal menurut istilah bahasa Ibrani. Uang kertas One Dollar memiliki 2 sisi, yaitu sisi depan yang berwarna hitam dan sisi belakang yang berwarna hijau (Green Back). Sisi depan bergambar Presiden Amerika dan tulisan "UNITED STATES OF AMERIKA" depan tulisan berwarna hitam. Sedangkan, sisi belakang back side berwarna hijau (Green) dengan gambar yang penuh dengan kode-kode Yahudi dan Rajanya, yaitu tulisan Dajjal yang tersamar dalam tulisan Dollar, yang baru dapat kita ketahui dengan membacanya dari cermin/kaca.
Caranya, tulislah One Dollar dengan tulisan latin, kemudian letakkan kaca di bawah tulisan tersebut. Bacalah tulisan One Dollar yang ada dalam kaca! Maka, akan terbaca Our Dojjal yang berarti 'Dajjal Kami' (Our dalam bahasa Inggris adalah 'milik kami') atau bisa juga berarti 'Tanah Dajjal' (Our dalam bahasa Ibrani adalah 'Tanah').
INILAH 'OUR DOJJAL' (DAJJAL KAMI), MUSUH DI BELAKANG MEREKA
Inilah hakikat musuh yang bersembunyi di belakang mereka, yang bersembunyi di sisi belakang gambar Presiden Amerika pada mata uang One Dollar. Tersembunyi dan tersamar dalam tulisan One Dollar yang berwarna hijau, sehingga orang-orang Yahudi sering menyebut 'kembalilah ke sisi hijau belakang!' Green Back! Istilah yang dipakai untuk mendamaikan / penyelesaian masalah antarsesama Yahudi.
Jadi, Yahudi merupakan 'musuh yang berada di belakang mereka /Romawi', yang selama ini selalu mengadu domba antara muslim dengan Kristen (Romawi), agar Romawi' menyerang kaum muslim.
Kemungkinan dalam masa mendatang kaum Kristiani dari Eropa dan Amerika akan turut memerangi orang Yahudi. Saat ini telah muncul kesadaran dari orang-orang Kristen di Amerika dan Eropa tentang kejahatan Israel/Yahudi dengan program zionisnya, begitu juga di Israel sendiri terdapat orang-orang yang mulai menyadari tentang 'kebiadaban' Israel. Walaupun kesadaran ini datangnya terlambat, tetapi paling tidak orang-orang Kristen Amerika dan Eropa mulai menyadari musuh mereka sebenarnya, yaitu Yahudi Israel. Kesadaran ini mungkin hanya timbul dari warga negaranya (pada level warga negara secara pribadi) bukan pada pemerintahannya (bukan pada lebel negara).
Sehingga, ketika Israel melancarkan serangan ke Libanon, maka beberapa waktu kemudian banyak orang Kristen dari Amerika dan Eropa yang simpati kepada Libanon. Faktor apa yang menyebabkan warga negara Amerika dan Eropa (secara individu) datang ke Libanon dan bekerja sama dengan kaum muslimin mengusir Israel? Terdapat beberapa alasan yang mendukung. Yaitu, karena penduduk Libanon sendiri ada yang beragama Kristen (jumlah warga muslim dan Kristen hampir seimbang di Libanon, sehingga secara politik terdapat kesepakatan yang memimpin Libanon harus seimbang, bila yang menjadi presiden dari kalangan Islam, maka akan menjadi wakilnya harus dari kalangan Kristen, begitu juga sebaliknya). Alasan kedua adalah karena adanya laporan tentang betapa ganasnya tentara Israel di Libanon. Mereka menyaksikan kebrutalan Israel lewat televisi maupun internet. Saudara-saudara mereka yang sama-sama Kristen Libanon mengirim e-mail, bercerita tentang fakta sebenarnya, tentang kebrutalan tentara Israel. Tentang bersatunya warga Kristen Libanon dan warga Islam Libanon.
Akhirnya, dunia mengetahui. Orang-orang yang masih mempunyai hati nurani di seluruh dunia mulai tergugah kesadarannya, "Libanon harus dibantu". Israel yang diperingatkan oleh PBB (United Nations) tak bergeming sedikit pun. Maka, mengalirlah orang-orang Rum (warga Amerika dan Eropa) ke Libanon bergabung dengan kaum muslimin, inilah yang dimaksud Rasulullah sebagai, "Kalian akan mengadakan Perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu Musuh Dari Belakang Mereka."
Kesadaran ini tampak dari mulai banyaknya buku-buku karangan orang Barat Kristen tentang kejahatan Yahudi Israel serta pengkhianatan Israel terhadap Amerika dan Eropa. Sebagai contoh dapat diketengahkan di sini.
1. Kesadaran Tentang Bahaya Yahudi Di Amerika
Kesadaran bangsa Amerika terhadap bahaya Yahudi sebenarnya sudah lama tumbuh, bahkan jejak kepemimpinan Presiden Benyamin Franklin. Dia mengatakan, "Ada bahaya besar mengancam Amerika. Bahaya itu adalah orang-orang Yahudi. Di bumi mana pun Yahudi itu terdiam, mereka selalu menurunkan tingkat moral kejujuran dalam dunia komersial. Mereka hidup mengisolasi diri dan berusaha mencekik leher keuangan penduduk pribumi, seperti yang terjadi di Portugal dan Spanyol.
Sejak lebih 1.700 tahun, orang Yahudi mengeluhkan nasib yang mereka alami, karena mereka telah diusir dari bumi pertiwi. Mereka tidak lain adalah binatang vampir yang selalu mengisap darah manusia.
Jika orang Yahudi tidak disingkirkan dari Amerika dengan kekuatan undang-undang, maka dalam 100 tahun mendatang mereka akan menguasai dan menghancurkan kita dengan mengganti bentuk pemerintahan yang telah kita perjuangkan dengan pengorbanan darah, nyawa, harta, dan kemerdekaan pribadi kita. Seandainya orang Yahudi itu tidak diusir dari Amerika dalam waktu 200 tahun mendatang, anak cucu kita nanti akan bekerja di ladang-ladang untuk memberi makan kepada orang-orang Yahudi itu. Sementara itu, orang Yahudi akan menghitung-hitung uang dengan tangan mereka di berbagai perusahaan keuangan kita.
Aku ingatkan Anda sekalian. Kalau Anda tidak menyingkirkan orang Yahudi dari Amerika untuk selamanya, maka anak cucu dan cicit kalian akan memanggil-manggil nama kalian dari atas liang kubur kalian kelak. Pikiran yang ada di benak orang Yahudi tidak seperti yang ada pada orang Amerika. Meski mereka hidup bersama kita selama beberapa generasi, mereka tidak akan berubah sebagaimana macan tutul tidak bisa mengubah warna tutul kulitnya. Mereka akan menghapus institusi kita. Oleh karena itu, mereka harus disingkirkan dengan kekuatan konstitusi." (Kutipan dari Journal Charles Pinsky, South Carolina berkenaan dengan Rencana UU 1789 tentang imigran Yahudi di AS, di mana teks asli bisa dilihat di Franklin Institute Philadelphia, Pensylvania.)
Dari tulisan Benyamin di atas menunjukkan bahwa orang Amerika mesti waspada terhadap musuh mereka sebenarnya, yaitu Yahudi. Tetapi ke waspadaan ini terlambat, Amerika yang didirikan dengan susah payah oleh orang-orang Kristen, kini telah dikuasai Yahudi. Ibarat orang Kristen yang menabur benih, sedangkan yang menuai adalah Yahudi. Ini adalah realita yang tak terbantahkan, seluruh media massa baik koran maupun radio dan televisi semuanya dikuasai Yahudi, begitu juga perusahaan-perusahaan besar. Sementara itu, orang-orang Kristen hanya menjadi 'pekerja' yang harus menyetor uangnya kepada 'Yahudi', persis seperti yang diramalkan oleh Benyamin Franklin. Sadarlah Amerika! Sadarlah Rum!
David Duke seorang Kristen Amerika. Dalam bukunya yang berjudul Bagaimana Terorisme Israel dan Subversi Amerika Menyebabkan Serangan 11 September memaparkan berbagai kejahatan Israel terhadap Amerika Serikat, di antaranya adalah sebagai berikut.
• Serangan Teroris Israel terhadap USS Liberty. Pada tahun 1967 di Laut Tengah, tepatnya pada tanggal 8 Juni 1967, Israel mempergunakan pesawat tempur dan kapal-kapal torpedo tanpa identitas untuk menenggelamkan kapal AL Amerika Serikat, USS Liberty, yang mengakibatkan tewasnya 34 orang dan 171 lainnya luka-luka. Israel pertama-tama menyerang tower radio USS Liberty agar armada keenam Amerika Serikat tidak mengetahui bahwa pihak Israel adalah pelaku penyerangan ini. Setelah pesawat-pesawat tempur Israel tanpa identitas itu dengan gencar mengebom dan menyerang USS Liberty, kemudian Israel mengirim kapal-kapal torpedo untuk menuntaskan misi ini. Mereka bahkan menembaki dengan senjata mesin perahu-perahu penyelamat yang sudah diturunkan dalam upaya untuk mengungkapkan pelaku serangan tersebut. Hal ini ini dilakukan Israel dengan tujuan agar dunia menganggap bahwa Mesirlah yang melakukan penyerangan tersebut; serta untuk menutup mata dunia tentang aksi penyerangan Israel terhadap kamp Palestina di Libanon yang terkenal dengan pembantaian Sabra dan Shatila yang dipimpin oleh Ariel Sharon.
• Kegiatan mata-mata Israel, Jonathon Pollard di Amerika pada waktu perang dingin antara Amerika dan Uni Sovyet, yaitu Israel telah membarter/menjual informasi rahasia penting Amerika kepada Uni Sovyet. Di antaranya adalah Israel memberikan informasi tentang nama-nama agen CIA Amerika yang bekerja di Blok Timur sehingga banyak agen CIA yang tertangkap dan dieksekusi oleh Blok Timur.
• Instant Messages to Israel Warned of WTC Attack. Sebuah peringatan dini bagi keturunan Yahudi/Israel sebelum peledakan WTC 11 September 2001. Israel sebenarnya sudah mengetahui rencana peledakan tersebut, tetapi dia hanya memberitahukan pada warganya yang bekerja di WTC, tidak pada pemerintah Amerika. Sehingga, dari 3.000 orang Israel yang bekerja di WTC hanya 1 orang yang mat. Hal ini membuktikan bahwa Israel berada di balik serangan tersebut. Agaknya apa yang baik bagi Israel adalah buruk bagi Amerika.
Pada tanggal 10 September 2001, satu hari sebelum terjadinya peristiwa peledakan gedung WTC di USA, harian Washington Times menurunkan artikel yang dikeluarkan oleh U.S. Army School for Advanced Military Studies (SAMS atau sekolah pasukan khusus Amerika Serikat). Artikel tersebut membahas tentang Dinas Intelijen Israel, yaitu Mossad. Para perwira SAMS berkata tentang Mossad, "Bengis, licik, dan sukar ditebak. Dinas rahasia ini mempunyai kemampuan menyerang pasukan tempur Amerika Serikat dan menjadikannya seperti tindakan mereka atas rakyat Palestina/Arab."
2. Kesadaran Tentang Bahaya Yahudi di Eropa
Seorang sastrawan Perancis yang bernama Roger Garaudy pada tahun 1982 menulis tentang kebusukan zionis Israel di harian Perancis Le Monde. Garaudy mengungkap tentang pembantaian di Libanon yang dilakukan oleh tentara Israel. Setelah penulisan tersebut, maka Roger Garaudy mendapat ancaman mati sembilan kali dari orang Yahudi di Perancis. Organisasi Yahudi LICRA di Perancis (Liga Internasional Melawan Rasisme dan Antisemitisme) menuntut Garaudy ke pengadilan dengan dalih 'antisemitisme'. Pengacara Jacques Fauvet membela Garaudy di pengadilan. Akhirnya, pengadilan di Paris melalui keputusannya tanggal 24 maret 1983 memutuskan Garaudy tidak bersalah dengan menyatakan, "Dengan pertimbangan bahwa hal ini menyangkut kritik yang sah sah terhadap politik suatu negara dan ideologi yang menjadi sumber inspirasinya, serta bukan suatu provokasi rasial, menolak semua tuntutan LICRA dan menghukumnya untuk membayar biaya perkara."
Maka, dengan kasus tersebut semakin terbukalah mata orang Perancis tentang zionis Israel, tentang kebusukan Yahudi Israel. Bahkan, Jenderal Perancis de Gaule sampai mengatakan dengan berani, "Di Perancis ada satu kekatan lobi pro-Israel yang terutama menjalankan pengaruhnya di lingkungan informasi." Pengakuan Jenderal Perancis pada tahun 1980-an ini sempat menimbulkan skandal di Perancis.
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa yang dimaksud 'Rum' adalah orang Nasrani Libanon, Amerika Serikat, dan Eropa. Yang dimaksud 'musuh dari belakang mereka' adalah musuh di belakang Rum yaitu Yahudi Israel. Yang dimaksud 'mengibarkan Salib' adalah bahwa orang Rum akan menarik perang tersebut dalam mainstream perang agama. Rum berkhianat dengan mendirikan negara Kristen Libanon dan Golan tanpa bermusyawarah dengan orang Islam. Yang dimaksud dengan 'padang rumput yang luas dan berbukit-bukit' (at-Tall dzu Murj) adalah kawasan Libanon dan daratan tinggi Golan.
Berdasarkan hadits di atas serta analisis sebelumnya, maka didapat Kronologi Perang Libanon sebagai berikut. Ekspansi Israel ke Libanon (dengan memanfaatkan kondisi hancurnya Irak, yang dulu Irak merupakan ancaman besar bagi Israel; serta kondisi Jazirah Arab yang terpuruk dalam konflik). Warga Libanon yang Islam & Kristen/Rum bersatu melawan Israel. Kemenangan bagi pasukan Islam sehingga Israel mundur dari Libanon. Rum/Kristen berkhianat. Terjadilah persiapan bagi Perang Armageddon I. Yang menjadi pertanyaan di sini adalah Bagaimana jalannya perang tersebut? Siapa yang memulai perang di Libanon? Faktor apa yang menjadi penyebab perang tersebut?
EKSPANSI ISRAEL KE LIBANON DIMULAI
Israel mulai mengarahkan pesawat tempurnya ke Libanon. Terdapat tiga kondisi yang mendukung rencana ekspansi ini, yaitu kehancuran Irak oleh Amerika dan sekutunya, perang saudara di Jazirah Arab, dan telah tersedianya dana dan senjata yang merupakan paket bantuan dari Amerika. Ibarat roti, Libanon siap disantap. "Tunggu apa lagi?" kata pemimpin garis keras Israel.
Irak dengan penduduk 9,4 juta orang, yang dulu dianggap sebagai ancaman dari timur, kini telah hancur. Situasi di Jazirah yang genting akibat perang saudara membuat Israel ingin segera memanfaatkan kondisi ini, ditambah lagi dana dan persenjataan yang lengkap. Situasi seperti ini dimanfaatkan betul oleh Israel untuk merealisasikan Impian 'Israel Raya'.
Ahli strategi Israel mulai mengkaji kembali rencana ekspansi ke Libanon. Libanon berpenduduk kurang lebih 3 juta jiwa dengan komposisi agama Islam dan Kristen yang seimbang, hal ini sama dengan jumlah penduduk Israel (3 juta jiwa). Israel ingin Libanon dikuasai dengan cepat, dengan serangan kilat (Blietz Kriek) seperti yang pernah digunakan Jerman ketika menguasai Eropa. Dengan serangan kilat ini, diharapkan bisa mencegah kaum muslimin di Libanon untuk menyusun kekuatan.
Israel tak ingin gegabah. Dia mulai membuka kembali pengalaman masa lalu, di mana pada tahun Israel pernah melakukan ekspansi ke Libanon. Israel ingin menguasai sebagian tanah Libanon bagian selatan sampai sungai Litani di sebelah utara, seperti yang direncanakan oleh pemimpin mereka terdahulu.
Ben Gurion, mantan pemimpin Israel, yang dianggap sebagai nabi oleh Yahudi, pada tanggal 21 Mei 1948 pernah menulis dalam catatan hariannya, "Titik lemah koalisi dalam 'Catatan Arab'-nya adalah Libanon. Supremasi orang Islam dalam negara ini adalah artifisial dan dengan mudah dapat dibalik. Sebuah negara Kristen harus didirikan di negara ini. Perbatasan selatan negara ini adalah Sungai Litani." (Michel Bar Zohar, Ben Gourion, le Prophete Arme, seperti yang diikuti oleh R. Garaudy dalam Les Mythes Fondateurs de la Politique Israelienne.)
Ide ini didukung oleh Jenderal Israel saat itu, yaitu Jenderal Moshe Dayan, dia mengatakan, "Apa yang harus ditemukan adalah seorang perwira, walau seorang kapten. Kita harus memenangkan perkara kita, membelinya supaya dia mau menyatakan dirinya sebagai penyelamat penduduk Maronit. Kemudian, tentara Israel memasuki Libanon, menduduki wilayah tempat didirikan sebuah rezim Kristen yang bersekutu dengan Israel, segalanya akan berjalan dengan lancar sekali. Wilayah selatan Libanon akan dianeksasi secara total ke dalam Israel." (Catatan harian mantan Perdana menteri Israel, Moshe Sharett, 1979, seperti yang diikuti oleh R. Garaudy dalam Les Mythes Fondateurs de la Politique Israelienne.)
Rencana penyerbuan ke Libanon pada tahun 1967 diawali dengan membujuk salah seorang Libanon agar membuat kekacauan di Libanon. Untuk menutupi aksi ini dari mata dunia, maka Israel harus menghancurkan instalasi radar Amerika, USS Liberty, yang berada di Laut Tengah. Dengan hancurnya armada Amerika di Laut Tengah, maka dunia tidak akan mengetahui tentang aksi Israel yang dipimpin oleh Ariel Sharon dalam pembantaian pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila di Libanon.
Israel akan memecah-belah negara-negara di sekitarnya untuk kemudian menganeksasi negara-negara tersebut. Israel memanfaatkan potensi perbedaan agama yaitu Islam-Kristen serta perbedaan internal Islam yang ada dalam negara-negara Libanon, Suriah, Yordania, Mesir, dan Irak. Hal tersebut terlihat dari rencana jangka panjang Israel yang terpusat, Mesir telah menjadi mayat, terutama jika kita memperhitungkan pertikaian antara pihak Islam dan Kristen. Pembagiannya dalam provinsi-provinsi kita dalam tahun 90-an di front barat.
Ketika Mesir berhasil dipecahkan dan tidak mempunyai lagi kekuasaan yang terpusat, negara-negara lain seperti Libya, Sudan, dan negara yang lebih jauh lagi akan mengalami perpecahan yang sama. Pembentukan negara Kopte di Mesir Hulu dan pembentukan negara-negara kecil lainnya yang kurang penting adalah kunci perkembangan sejarah yang sekarang ini diperlambat oleh persetujuan damai, tetapi tidak akan dapat dihindari dalam jangka panjang.
Walaupun ada hal yang muncul di permukaan, front barat menunjukkan masalah yang lebih kecil dibandingkan dengan front timur. Pembagian Libanon dalam lima provinsi menunjukkan rencana dari apa yang telah terjadi sebelumnya di seluruh dunia Arab. Perpecahan Suriah dan Irak dalam daerah yang ditentukan oleh kriteria etnis atau agama harus menjadi prioritas bagi Israel dalam jangka panjang. Langkah pertama adalah menghancurkan kekuasaan-kekuasaan militer negara-negara tersebut. Struktur etnis Suriah menghadapkannya pada suatu persoalan kehancuran yang dapat bermuara pada penciptaan satu negara Syiah sepanjang pantai, negara Sunni dalam wilayah Alep dan Damaskus, serta suatu entitas Druze yang menginginkan pembentukan negaranya sendiri (mungkin di daratan tinggi Golan kita) singkatnya dengan Huran dan bagian utara Yordania. Negara-negara seperti ini, dalam jangka panjang akan merupakan garansi perdamaian dan keamanan bagi kawasan ini. Tujuani ini telah berada dalam jangkauan kita.
Kaya dengan minyak dan dalam ancaman perang saudara, Irak berada dalam bidikan utama Israel. Perpecahannya akan lebih penting bagi kita daripada perpecahan Suriah karena Irak merupakan ancaman yang paling serius bagi Israel dalam jangka panjang." (Kivunim, Jerusalem, no. 14, Februari 1982, seperti yang diikuti oleh R. Garaudy dalam Les Mythes Fondateurs de la Politique Israelienne.)
Dari rencana jangka panjang Israel tersebut adalah sangat mungkin bagi Israel untuk menganeksasi Libanon dengan terlebih dahulu memecah-belah Libanon. Israel mulai mengontak milisi-milisi Libanon yang pro-Israel. Milisi-milisi ini diperintahkan untuk membuat kekacauan, agar Libanon terpecah. mumpung kekuatan orang Islam di Arab sedang terpecah. Israel mulai membuka file-file lama, tentang ekspansi yang dulu pernah dilakukan ke Libanon.
Fakta menunjukkan sejak tahun 1996, Israel telah memobilisasi tentara dan senjatanya ke utara yang berbatasan dengan Suriah dan Libanon. Israel memusatkan kekuatannya di Magiddo, sebagai pangkalan militer, yang langsung berhadapan dengan lembah Suriah dan Libanon. Dari kenyataan ini, maka adalah sangat mungkin bahwa Armageddon sudah dekat, sebagai pintu pembuka adalah Perang Libanon.
Terhadap kenyataan ini, sebagian Rabbi Yahudi berusaha sekuat tenaga agar perang dapat dihindari, karena mereka bebar-benar mengetahui nubuat tentang perang akhir zaman yang akan menggilas seluruh Yahudi dalam pembantaian. Mereka mengetahui, apabila perang tersebut terjadi, maka itulah akhir bagi Israel. Sebagaimana telah dinubuatkan dalam kitab mereka, yaitu Zakharia (11: 2) yang menyebutkan, "Bukalah pintu-pintumu, hai Libanon, supaya api dapat memakan pohon-pohon arasmu...." Dalam terjemahan yang lain disebutkan, "Aku membuka pintu-pintumu wahai Libanon, dan api akan memakan dirimu."
Yang dimaksud dengan api memakan dirimu adalah bahwa api Perang Libanon akan memakan seluruh Yahudi di Israel. Sebagai pintu pembukanya adalah Perang Libanon, yang dipicu dan dimulai oleh Israel sendiri. Israel hancur akibat ulahnya sendiri, Israel telah 'menabur angin menuai badai'.
KAUM MUSLIMIN BERSATU DENGAN RUM MENGUSIR ISRAEL DARI LIBANON
Perang tak dapat dihindari, Israel dengan nafsu agresinya terus berupaya mewujudkan tujuannya, Erest Israel. Pecahlah Perang Libanon, Israel menyerang Libanon. Kaum muslimin dan Nasrani yang menjadi penduduk Libanon bersatu melawan Israel. Mereka dengan gigih mempertahankan Libanon. Kaum Nasrani Libanon yang diharapkan membantu Israel ternyata justru bahu-membahu bersama kaum muslimin melawan agresi Israel. Inilah yang mungkin disabdakan Rasulullah saw. Bahwa kaum muslimin akan berdamai dengan Rum (kaum Nasrani) untuk memerangi musuh di belakang mereka, yaitu Israel.
Dalam tahap pertama, Israel berhasil menguasai daerah Libanon serta Baisan (dataran tinggi Golan di Suriah) serta dataran tinggi Samaria yang membentang dari Magiddo sampai Yerusalem, dari Laut Tengah sampai ke timur berbatasan dengan sungai Yordan. Libanon akan hancur. Bersatunya kaum muslimin dengan Rum telah berhasil mengusir Israel, sehingga pasukan kembali ke negaranya. Pegunungan Carmel milik Israel di tepi Laut Tengah telah hancur lebur.
Baisan atau Bisan atau adalah dataran tinggi Golan di Suriah, sebagaimana yang pernah ditanyakan oleh Dajjal kepada Tamim ad-Dari dalam hadits panjang al-Jassasah, "...Orang besar itu (Dajjal) berkata, 'Ceritakan kepadaku tentang pohon korma di Bisan!' Kami bertanya, 'Cerita apa yang Anda inginkan?' Orang itu berkata, 'Tentang pohon-pohon kormanya, apakah berbuah?' Kami menjawab, 'Ya.' Orang itu berkata, 'Tak lama lagi, pohon itu tidak berbuah.'" (Shahih Muslim, IV, halaman 2261 no. 2942.)
Dari pertanyaan Dajjal tersebut, seakan dia telah mengetahui bahwa Baisan akan hancur, seluruh pohon kurmanya akan terbakar sehingga tidak berbuah lagi. Maka, saat itulah pertanda bahwa waktu kemunculan Dajjal sudah dekat.
KEMENANGAN BERADA DI PIHAK KAUM MUSLIMIN YANG DIPIMPIN AL-MAHDI (ISRAEL KALAH DAN MINTA PERJANJIAN DAMAI)
Kaum muslimin dipimpin oleh Al-Mahdi. Dalam peperangan yang sengit dan memakan waktu yang lama tersebut, Al-Mahdi berhasil memukul mundur Israel. Israel kalah telak sehingga kembali ke negaranya. Libanon yang sudah hancur dapat dibebaskan oleh kaum muslimin. Al-Mahdi dengan pasukannya berkehendak untuk merangsek masuk ke Israel. Kaum muslimin begitu bersemangat untuk segera menghancurkan Israel.
Libanon berhasil dikuasai Al-Mahdi bersama pasukannya. Libanon sudah hancur, dari puing-puingnya akan dibangun Libanon baru. Bibel kitab Yesaya (35: 1-2) menyebutkan, "Padang gurun dan padang kering (Maksudnya adalah padang gurun Jazirah Arab, kaum muslimin akan bergembira/bergirang dengan kemenangan Al-Mahdi melawan Israel. Hal ini merupakan kemenangan pertama di millenium ke-3.) akan bergirang, pedang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga (Padang belantara di sini adalah Suriah yang di dalamnya ada kota Damaskus, kota yang subur dan penuh bunga.); seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak sorai, Kemudian Libanon akan diberikan kepadanya...." ("Kemudian Libanon akan diberikan kepadanya" maksudnya akan diberikan kepada Al-Mahdi, pemimpin kaum muslimin, penguasa Jazirah Arab dan Syiria.)
Ketika Israel menyadari bahwa kekalahan akan menimpa dirinya, maka Israel mengajukan gencatan senjata. Mengajak berdamai. Kaum muslimin tidak menyetujui, mereka tetap dalam pendiriannya hendak melumatkan Israel.
Kemenangan demi kemenangan membuat kaum muslimin mulai berbangga hati. Al-Mahdi tidak ingin hal ini menjangkit hati mereka. Apabila rasa bangga diri, bangga atas kemenangan, berbangga dengan jumlah mulai muncul, maka alamat awal dari kekalahan. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh pemimpin kaum muslimin. Oleh karena itu, Al-Mahdi lebih memilih tawaran berdamai, gencatan senjata dengan Israel. Walaupun dengan mengambil resiko bahwa kaum muslimin akan kecewa berat.
Al-Mahdi menandatangani perjanjian perdamaian itu dengan syarat Israel harus mengembalikan semua wilayah milik kaum muslimin, yaitu Libanon, dataran tinggi Golan (Basan/Baisan di Suriah) serta dataran tinggi/Pegunungan Samaria (Yordania bagian barat) dan Yerusalem barat maupun timur. Israel harus kembali ke batas negaranya sendiri.
Dengan perdamaian ini, Al-Mahdi berharap bisa mengajak mereka untuk menerima kebenaran Islam dengan suka rela tanpa perang. Dengan dakwahnya ini, Al-Mahdi bermaksud agar terlepas dari tanggung jawab terhadap Allah, yaitu bertabligh, bahwa dia telah menyampaikan amanat agama kepada bani Israel, terlepas apakah bani Israel menerima atau tidak. Maka, perutusan-perutusan dakwah dikirim ke Israel. Sehingga, terdapat beberapa orang Yahudi masuk Islam dengan kesadaran penuh. Apalagi setelah mereka mengetahui nubuat-nubuat akhir zaman, tentang kemenangan Al-Mahdi, tentang kehancuran sebuah negara Israel dan kehancuran seluruh orang kafir di dunia yang waktunya sudah dekat.
Seakan-akan Al-Mahdi telah mengetahui nubuat yang telah dijanjikan Allah terhadap bani Israel, bahwa Allah akan menimpakan azab yang sangat keras kepada orang-orang kafir bani Israel. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-A'raaf ayat 164, "Dan ketika suatu umat di antara mereka berkata, 'Mengapa kamu menasehati kaum (bani Israel) yang Allah akan membinasakan mereka atau Mengazab Mereka Dengan Azab Yang Amat Keras (adzaabaan syadiidan)?' Mereka menjawab, 'Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan supaya mereka bertakwa.'"
KEMAKMURAN BAITUL MAQDIS (YERUSALEM)
Kaum muslimin memanfaatkan masa damai ini dengan menyusun kekuatan baik fisik maupun nonfisik/spiritual yang dipimpin oleh Al-Mahdi. Dakwah digalakkan untuk meningkatkan imam kaum muslimin. Masjid-masjid menjadi makmur. Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, Yerusalem dibangun kembali. Dengan perdamaian ini, Al-Mahdi, sebagai imam/pemimpin yang bijaksana, berharap agar orang-orang nonmuslimin, termasuk Israel, bisa mengambil hikmah dan tergerak hatinya memeluk Islam.
Dengan menerima perjanjian perdamaian itu, seakan-akan Al-Mahdi sudah tahu apa yang bakal terjadi. Pada masa inilah mulai banyak orang yang memeluk Islam dengan sukarela, baik dari kalangan Yahudi maupun Rum yang Kristen. Pada masa inilah Al-Quds di Yerusalem dibangun sehingga kembali makmur. Banyak, Ahli Madinah yang dulu mendampingi Al-Mahdi dalam membebaskan Jazirah (pasukan berbendera hitam dari timur), kini mulai menetap di Yerusalem. Pertimbangan hijrah dari Madinah ke Baitul Maqdis adalah ingin menghidupkan dakwah di Baitul Maqdis.
Pertimbangan ini juga diperkuat dengan anggapan kaum muslimin bahwa sebentar lagi Isa Almasih akan turun di bumi Syam, di timur Damaskus dan Yerusalem untuk membunuh Dajjal dan kaum Yahudi. Mereka ingin menjadi salah seorang pasukan Isa Almasih. Mereka terdorong oleh hadits riwayat Ahmad bahwa Nabi saw. Bersabda, "Dua kelompok dari umatku yang Allah hindarkan dari api neraka, yaitu kelompok yang memerangi bangsa India dan kelompok yang bersama dengan Isa Ibnu Maryam." Beliau juga bersabda dalam hadits riwayat Hakim, "Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya, maka sampaikan salam dariku."
Berbondong-bondong kaum muslimin pergi ke Syam, menyebabkan Yastrib atau Madinah sepi. Hal ini menandakan bahwa al-Malhamah semakin dekat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Mu'adz ibn Jabal bahwa Rasulullah saw. Bersabda, "Setelah Baitul Maqdis makmur (Yerusalem), Yastrib (Madinah) hancur. Setelah Yastrib hancur, terjadilah Al-Malhamah. Setelah terjadinya al-Malhamah, Konstantinopel ditaklukkan. Setelah penaklukan Konstantinopel, munculah Dajjal."
Gencatan senjata yang disetujui bersama ternyata dimanfaatkan Israel untuk menyusun kekuatan serta melakukan propaganda ke seluruh dunia untuk menyerang Al-Mahdi dan kaum muslimin. Al-Mahdi dikhianati. Lobi-lobi Yahudi di Amerika dan Eropa bekerja giat bagi propaganda ini. Dr. Jhon Wilfred dalam bukunya yang membahas masalah hari-hari Agama, mengatakan, "Bersandar pada nubuat Nabi Daniel dan orang yang datang sesudahnya, yakni Isa Almasih, bahwa Israel akan hidup selama 42 bulan (tiga setengah tahun) sesudah ditandatanganinya perjanjian itu." Hal ini berarti Israel akan lenyap setelah 42 bulan dari perjanjian gencatan senjata, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah "apakah yang menyebabkan Israel lenyap?" Sebagai hipotesis awal penyebab lenyapnya Israel adalah al-Malhamah yang akan terjadi di Armageddon (baca bab Armageddon).
Israel ibarat tanaman yang baru berbuah kemudian dipetik dan ditelan habis alias hancur lebur, sebagaimana Bibel mengatakan tentang Samaria dan Magiddo di Israel, "...Yaitu kota yang terletak tinggi di atas bukit (Maksudnya adalah kota Magiddo yang terletak di pegunungan Samaria.), di atas lembah yang subur, Nasibnya Akan Seperti Nasib Buah Ara, Yang Masak Duluan Sebelum Musim Kemarau. Baru Saja Dilihat Orang Terus Dipetik Dan Ditelan." (Bibel pasal Yesaya [28:4] berjudul Nubuat terhadap Samaria).
RUM BERKHIANAT DENGAN MENGIBARKAN SALIB
Setelah kaum muslimin menang di Libanon, maka kaum muslimin menuju ke "Padang rumput yang luas dan berbukit-bukit." Di manakah letak "padang rumput yang luas dan berbukit-bukit" atau 'at-Tall dzu Murj'? Bila kita melihat peta topografi wilayah di sekitar Israel, maka akan tampak wilayah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit tersebut beada di Libanon sampai dataran tinggi Golan di Suriah yang berbatasan dengan Libanon (sebelah timur Libanon atau di sebelah utara danau Tiberias; dataran tinggi Golan memiliki ketinggian kurang lebih 3.000 m di atas permukaan laut. Dalam peta kuno, Golan dinamakan Basan atau Baisan). Kota Damaskus sendiri terletak di dataran tinggi Golan. Dan, kota Ghuthah yang merupakan markas kaum muslimin terletak dekat Damaskus.
Jadi setelah memenangkan perang di Libanon, maka sebagian pasukan Islam bersama Al-Mahdi akan kembali ke markas komando di Ghuthah dekat Damaskus. Ketika dalam perjalanan melewati Dataran tinggi Golan (Dataran tinggi Golan inilah yang dimaksud dengan at-Tall Dzu Murj' padang rumput yang luas dan berbukit-bukit'), maka orang-orang Rum yang Nasrani berkhianat dengan mengibarkan Salib di Libanon. Dalam hadits disebutkan, "Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum, lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata, 'Salib telah menang!'"
Apa yang dimaksud dengan mengibarkan Salib? Maksudnya adalah bahwa orang-orang Rum yang Kristen akan berkhianat dengan mencoba mengalihkan kepada isu agama, yaitu mendirikan negara Kristen di Libanon. Hal ini terjadi setelah Israel berhasil diusir dan dikalahkan di Libanon. Dari puing-puing Libanon akan dibangun negara Kristen. Hal inilah yang membuat kaum muslimin tidak terima.
"Mengibarkan salib" juga berarti upaya mendirikan negara Kristen di wilayah Arab atas dukungan Israel! Seperti rencana jangka panjang Israel yang termuat dalam majalah Kivunim (orientasi) tahun 1982. Pembentukan negara atau rezim Kristen di Libanon yang bersekutu dengan Israel.
Hal ini sangat menyakitkan hati kaum muslimin. Maka, kaum muslimin segera memerangi kaum Rum. Pecahlah Rum menjadi dua bagian, keturunan Rum yang Kristen akan bergabung dengan Israel. Sedangkan, Rum yang telah bersimpati pada Islam akan masuk Islam, kemudian bergabung dengan pasukan Al-Mahdi di Damaskus. Ghuthah di timur Damaskus akan tetap dijadikan markas oleh Al-Mahdi sambil menunggu kedatangan atau turunnya Isa Almasih, yang dinubuatkan akan turun di Menara Putih sebelah Timur Damaskus.
Akibat pengkhianatan Rum tersebut, maka terjadi kontak senjata antara Rum dan kaum muslimin. Al-Mahdi mencoba mendamaikan sehingga tidak sampai terjadi perang terbuka. Akan tetapi, dibalik itu orang-orang Rum telah membuat rencana makar. Mereka menghimpun kekuatan hendak menghancurkan kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Ahmad dari Ruh dari Auza'i, "...pada saat itu bangsa Romawi mengingkari janji dan mereka sepakat untuk melakukan pembantaian."
Kembali pada pokok hadits di atas, kemenangan di Libanon telah menyebabkan kedengkian pada kaum Rum (Amerika). Amerika, yang di belakangnya terdapat Dajjal sebagai aktor intelektual, mencoba memancing perang kaum muslimin dengan menarik permasalahan menjadi perang agama, antara Islam dan Kristen. Amerika/Rum berkhianat dengan provokasi mengibarkan Salib, sehingga terjadilah konflik antara kaum muslimin dan Rum. Akhirnya, Rum melakukan propaganda menyusun kekuatan untuk menyerang kaum muslimin, sebagaimana Rasulullah nubuatkan, "...Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah perang, di mana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara." (Cuplikan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Maajah dari Dzu Makmar r.a. Dishahihkan oleh Albaani.)
Dalam hadits Bukhari disebutkan, Rasulullah bersabda, "Aku menghitung enam perkara yang akan terjadi menjelang datangnya hari kiamat...." Lalu beliau menyebutkan antara lain, "Kemudian akan terjadi perdamaian antara kamu dan bani Ashfar (Rum), tetapi kemudian mereka mengkhianati janji (perdamaian) itu dan datang kepadamu dengan membawa 80 bendera dan tiap-tiap bendera diikuti 12 ribu orang."
Inilah episode awal bagi persiapan perang besar Armageddon, Perang Dunia 3, yang oleh Rasulullah disebut sebagai Al-Malhamah. Dalam manuskrip yang di dalamnya ada perkataan Abu Hurairah disebutkan, "...Al-Mahdi dan pasukan kaum muslimin menduduki at-Tall Dzu Al-Murj' (padang rumput yang luas dan berbukit bukit), dan Al-Mahdi menguasai semua mata air dan tanahnya. Kemudian ia mengabarkan kepada dunia tentang kemenangan kaum muslimin. Lalu Romawi bergabung dengan bangsa-bangsa terkutuk untuk melawan Al-Mahdi. Akan Tetapi, Allah Melempari Mereka Dengan Lemparan Yang Sangat Besar." (Dari manuskrip berjudul Risalah Akhir az-Zaman fi Khabar Al-Mahdi wa ad-Dajjal, karya Ahmad bin Hanbal seperti yang disusun oleh M. Isa Dawud.)
SIAPA YANG MEMULAI PERANG LIBANON?
Perang Libanon didahului oleh provokasi Israel yang dimotori oleh pemimpin Israel yang bernama Ariel Sharon, yang sudah lama mempunyai rencana untuk ekspansi ke Libanon demi Erezt Israel (Israel Raya). Ariel yang berkuasa saat itu mulai bertindak kejam, para utusan perdamaian tidak dihiraukan, segala perjanjian diingkari seperti yang disebut dalam kitab mereka sendiri.
"Celakalah engkau, hai perusak yang tidak dirusak sendiri, dan engkau hai penggarong yang tidak digarong sendiri! Apabila engkau selesai merusak, engkau sendiri akan dirusak; apabila engkau habis mengarong, engkau sendiri akan digarong.... Lihat, Orang-Orang Ariel berteriak di jalan, utusan-utusan yang mencari damai menangis dengan pedih. Jalan-jalan raya menjadi sunyi dan seorang pun tiada lagi yang lintasi jalan. Perjanjian Sudah Diingkari, saksi-saksi sudah ditolak, dan manusia tidak dihiraukan.